3.09.2010

hidup baru

aku pernah hidup diantara ketidak pastian dan ketidak jelasan akan sesuatu yang ada di dalam diriku ini.
bahwa kesehatan adalah hal yang paling utama yang selalu aku perhatikan namun ternyata aku dalam kondisi yang sama sekali tidak sehat.
saat itu keluhanku tak jauh dari keluhan penderita penyakit maag kronis. aku memang memiliki penyakit maag sejak duduk di bangku SMA. sebetulnya penyakit tersebut terbilang sembuh hingga aku menjadi pecandu kopi kelas berat. dalam sehari aku dapat mengkonsumsi lebih dari 3 gelas kopi tubruk. terlalu ringan untukku bila hanya mengkonsumsi kopi instan, kurang nendang rasanya.
awalnya hanya muntah-muntah ketika aku terlambat makan. ketika pola makan telah kuperbaiki, tak ada lagi yang namanya telat makan, memang aku tak pernah lagi muntah-muntah. namun rasa sakit di sekitar perut seperti nyeri dan mulas menjadi satu. ujung dari sakit perut itu adalah aku sering sekali buang air besar, dalam sehari minimal 3kali. belum lagi gejala aku mulai malas mengunyah, bayangkan,seorang manusia yang selalu butuh makan untuk menunjang hidupnya ternyata malas mengunyah. jadi, meski tak ada secuil makananpun yang masuk ke dalam tubuhku, ritualbuang air besar lebih dari 3 kalidalamsehari tetap terjadi. aku pun lemas tak karuan. obat maag yang kukonsumsi tak mempan meski dosis paling tinggi sekalipun,
pusing, lemas, mulas dan perih, dan terluhat pucat adalah keseharianku selama seminggu. untunglah kantor dimana aku bekerja saat itu memberi ijin untuk istirahat di rumah dan melakukan pengobatan. setelah melewati berbagai macam tes laboratorium akhirnya ditemukannlah sumber dari rasa sakitku, di dalam perutku terdapat suatu benda asing yang membuat temperatur badanku naik turun tak karuan.
mendengarkomentar para dokter membuatku hilang harapan untuk hidup. namun karena kutahu bahwa hidup ini hanyalah sementara dan titipan saja, kupasrahkan saja semuanya. namun ternyata kepercayaan diri ini telah berkurang, aku merasa makin jauh dari sempurna sebagai seorang manusia.
hari demi hari telah berganti, Tuhan masih mempercayakanku untuk bernafas.
aku ingin mencari bahagia di kesempatan hidup ini, meski ternyata masih banyak air mata yang kubuang di sisa usiaku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkunjung