3.27.2012

Kemana

Aku kehilanganmu...kabarmu.
Dan aku sungguh-sungguh merindumu...
Pulang dan kembalilah untukku..tolonglah aku ya Allah..
Bagiku, ia membuatku makin dekat denganMu..bantu hambaMu ini ya Allah...satukan kami segera. Amin.

3.13.2012

mengerti...memahami...mempercayai

Setiap manusia diciptakan memiliki hati dan rasa agar mampu beradaptasi dengan sempurna dalam hidupnya.

Saya terlahir di keluarga yang sangat demokratis dan logis. Bapak saya seorang yang luar biasa cerdas sedangkan ibu saya seorang pendengar yang baik. Kedua hal itulah yang menurun pada diri saya, terlalu cerdas dan pendengar yang baik.

Saya mungkin keturunan sempurna dari kombinasi kedua pribadi orang tua saya. Namun pada kenyataannya, menjalankan kombinasi itu dalam hidup saya tidaklah mudah, membuat saya jauuuuh dari kata sempurna. Secara fisik saya termasuk 'orang biasa', secara otak saya cenderung jenius (hasil tes IQ saya 144), secara agama saya baru 'sadar' setelah saya lulus kuliah S1, sisanya tak ada yang istimewa.

Mungkin karena cenderung jenius, saya sering menganggap enteng masalah-masalah orang lain karena hampir selalu saya telah mendapat solusinya secara logika tanpa saya turut campur ke dalam masalah tersebut alias tidak dilibatkan. Saya menjadi pribadi yang luar biasa netral dan hampir-hampir mati rasa namun luar biasa logis. Kesimpulannya adalah saya hidup dan berkembang dengan otak dan logika di saat yang bersamaan hati dan rasa saya diam membeku. Menyedihkan ya..?

Sejak kecil saya mendapat porsi untuk selalu mengalah dan mengerti kondisi orang lain. Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, hati dan rasa saya sudah membeku, otak saya yang membuat saya mengalah dan mengerti untuk setiap kejadian, dengan kata lain saya menyelesaikan semua itu dengan logika. Ketika alasan sudah cukup logis untuk diterima dengan otak, saya terima dengan lapang dada. Sebaliknya, bila alasan tidak logis sama sekali, saya hanya mampu diam membisu dan menangis di lewat tengah malam, mengadu kepada Sang Pencipta. Hal itu sudah berlangsung lama sejak saya mengenal apa itu agama dan mengapa agama itu beragam. Kinerja otak saya 99% sedangkan kinerja hati saya hanya 1%.

Untuk kepercayaan, saya seorang yang hampir-hampir tak mampu mempercayai orang lain. Ketika tak yakin semua akan berjalan dengan lancar, saya mencoba menyelesaikan suatu masalah dengan cara saya sendiri di saat orang lain yang bertugas juga menyelesaikan masalah yang sama tersebut dengan cara mereka sendiri. Ketidakpercayaan ini mulai memudar perlahan ketika saya mengenal apa yang orang sebut cinta.

Cinta tak pernah dapat dilogikakan, namun logika dapat mendukung agar cinta kita tak melenceng dari tujuan dan koridornya. Saya mulai dapat mengerti, memahami dan mempercayai dengan hati dan perasaan saya, bukan dengan otak dan logika saya. Kinerja otak saya makin berat menjadi 100% dimana kinerja hati saya juga meningkat, menjadi 25%. Saya mulai mengerti apa itu berhubungan dengan seseorang yang disebut pacar.

Mengenaskan bila mengingat betapa beratnya saya harus belajar mencintai seseorang dengan hati dan otak secara seimbang dimana orang lain dapat melakukannya dengan mudah, tak perlu belajar, hanya mengikuti alurnya saja.

Sampai saat ini saya masih belum dapat mengerti benar kenapa saya tiba-tiba merindu seseorang yang nun jauh di sana, tiba-tiba saya cemburu ketika ada seorang perempuan berkomentar di akun jejaring sosialnya, tiba-tiba berbuat bodoh dengan memesan tiket tanpa sadar untuk menemuinya.

Apakah saya mempercayainya? Mungkin, namun belum 100%. Dulu saya pernah mencoba mempercayainya, namun ada hal-hal yang akhirnya secara logika mengatakan bahwa saya tak seharusnya tetap mempercayainya 100%. Serta merta saya sedih, otak dan hati saya berlawanan.

Satu hal yang pasti, saya sudah bisa merasakan bahwa saya butuh dia dan mengerti dengan hati kenapa dia pantas untuk menemani saya hingga ujung usia saya nanti. Setiap hari adalah belajar dan saya akan terus belajar untuk hubungan ini.


Bila dia tercipta bukan untuk saya, kenapa semua terasa benar adanya? Kenapa semua doa itu terkabul? Kenapa kali ini saya tak boleh memilih untuk hidup saya sendiri? Sekali ini saja saya ingin bahagia karena pilihan saya sendiri, bukan pilihan orang lain. Dan harapan saya adalah pilihan saya adalah pilihan Tuhan saya juga. Amin.

3.07.2012

Sakit

Ntah ini apa...yang pasti rasanya sangat tak nyaman...astagfirullah...sakit sekali ya Allah...sembuhkan hambaMu ini

3.05.2012

Semangatku

Tahukah kau..meski kau sangat menyebalkan seperti apapun, tak pernah sedikitpun aku menyesal mengenalmu..

Entah apa yang sedang merasukiku saat ini, namun semuanya terasa normal bila itu kujalani denganmu meski secara fisik kau tak disampingku sekalipun.

Hari-hariku penuh dengan tuntutan pekerjaan yang sering membuat otakku kram sesaat dan mendadak kembali normal ketika kau mengajakku berdiskusi tentang hidup, entah hidupmu entah hidupku.

Bila dulu ada lirik lagu Savage Garden yang berbunyi I Knew I Love U Before I Met U kusangkal tak mungkin terjadi, nyatanya aku kena karma. Aku merasa mengenalmu sebelum bertemu denganmu. Meski sejujurnya aku juga tak yakin mampu hidup bersamamu selamanya