1.26.2012

Kehilangan

Ketika bersama seseorang, dunia kita terasa cukup, pas, komplit dan terkadang malah sempurna. Sempurna berarti tanpa cela sedikitpun. Hanya keindahan yang nampak dan kebahagiaan yang terasa.

Itulah manusia, diciptakan saling melengkapi satu sama lain.

Saat ini, kelengkapan itu yang tak kupunya..karena seseorang yang membawa separuh dari yang seharusnya digenapinya untuk hidupku..untuk nafasku...belumlah juga mau mengaku.

Aku kehilangan seseorang itu..dan entah kemana lagi aku harus mencarinya. Aku lelah..karena kemanapun aku mencari, hanya ada kamu yang tak mau denganku saat ini karena tak yakin pula denganku dan dirimu sendiri.

Haruskah aku berhenti mencari dan menunggumu yakin bahwa memang kamulah yang tercipta untuk menggenapiku atau aku harus tetap terus berjalan mencari seseorang itu..? Aku bingung dan lelah. Bantu aku ya Allah..bantu hambaMu ini.

1.15.2012

LDR

Belajar mengenal pribadi satu sama lain itu sulit dan butuh kesabaran luar biasa ya..?

Apalagi bila pake jarak yang cukup jauh. Bener-bener bikin kita belajar untuk sabar.

Dimiliki atau memiliki namun tak benar-benar ada secara fisik untuk kita memang terkadang terasa omong kosong. "Ngapain jadian klo gk bareng?" ato "ngapain nikah kalo gk sakinah (ngumpul)?" padahal dah jelas-jelas halal... Beberapa pertanyaannya dari orang-orang tentang menjalani hubungan jarak jauh. Berat untuk diterima akal dan untuk dijalani.

Bila menilik ke ungkapan "cinta butuh pengorbanan", mungkin versi cinta jarak jauh inilah yg paling berat level pengorbanannya. Kagak ketemu muka, cuma denger suara, kadangkala malah cuma pesan singkat atau email. Benar-benar seperti lajang namun hati dan jiwanya terikat satu sama lain.

Satu hal yang pantas dipuji adalah keyakinan mereka yang sungguhlah besar satu sama lain sehingga mereka percaya satu sama lain bahwa mereka memiliki dan dimiliki. Hebat.!

Ah, apa sih ini..? Pagi-pagi sudah bahas LDR...saya mau sarapan dulu dan menunggunya bangun untuk mengirim sms kepada saya. See ya..:)

1.11.2012

Saat Kunyatakan

Tak ada yang menarik, persis seperti dugaanku sebelumnya, kau terkejut.
Bedanya dengan yang lain, kau analisa kenapa aku sampai bertanya seperti itu. Katamu; bila sampai ada seorang perempuan bertanya demikian kepada seorang lelaki, ada 2 hal yang langsung dipikirkan oleh lelaki itu, perempuan itu sedang berbadan 2 atau sudah lama tak memiliki seseorang yang akan menikahinya.
Kondisiku mungkin sedikit lebih sesuai dengan analisa nomor dua, karna memang aku tak sedang berbadan 2 - amit2 bila terjadi padaku dan tanpa suami pula.

Tadinya kukira, setelah disampaikannya analisa itu, dia alan tetap diam dan tak menjawab. Tapi aku salah, dijawabnya dengan cukup beralasan. Dia tak bisa menikahiku sekarang karena kondisi pekerjaannya yang belum stabil. Pekerjaannya memang membutuhkan pengorbanan hati yang luar biasa hebat bila memutuskan menjadi pasangannya. Pulang setiap 3 bulan sekali, hanya 2 minggu dapat benar2 bertatap muka. Selebihnya hanya lewat suara dan itupun seminggu sekali di setiap akhir pekan karna terbatas oleh sinyal.

Bagiku, apalah arti menunggu mendengar suaranya bila memang sepanjang pekan aku disibukkan dengan rutinitasku yang tak kalah hebatnya dengan pekerjaannya. Maksudku, bila acuannya adalah waktu, jangan bandingkan lainnya. Itupun analisaku saat ini, karena aku sedikit bermasalah dengan memiliki pasangan yang bisa ketemu setiap hari, berdasar pengalaman tentunya. Pada umumnya, bila dalam kondisi fisik di satu area, mereka menjadi posesif yang berlebihan. Padahal, seringkali kupikir siapalah diriku ini, cantik tidak, kurus dan langsing pun tidak. Tapi aku ketemu dengan lelaki-lelaki yang cenderung posesif berlebihan. Karna bila hanya posesif saja, itulah cinta...tapi bila berlebihan, mending tidak deh.

Aku, pada dasarnya setia. Cukup satu untuk selamanya, itu harapku meski ternyata belum ketemu juga untuk yang 'satu untuk selamanya' itu. Beri saja aku batasannya tanpa harus memantauku 24 jam sehari. Aku cukup bisa menggunakan otak mana yang salah dan mana yang benar. Namun bila tak disebutkan batasannya dan langsung diberi tindakan yang membuatku merasa diteror, aku biasanya akan melawan. Yahh, itulah sifat dan sikap naluri alamiahku.

Kembali lagi dengannya, kusampaikan pula padanya bahwa aku tak benar- benar dapat membencinya meski kuhapus semua tulisan tentangnya -dia tak tahu bahwa setiap tulisanku sebetulnya hanya untuknya- dan aku sering berkata 'terserah' akhir2 ini. Ya jelas terserah karna aku tak tahu apakah aku sedang dalam permainannya lagi atau tidak. Aku biarkan dia memposisikanku sebagai apapun yang disuka dan dimauinya. Tapi itu beberapa waktu yang lalu, tidak denganku saat ini. Aku ingin kejelasan, apakah aku akan jadi penonton, pemain, atau sebagai korban maupun pemenang. Aku ingin tahu dimana aku 'berdiri'.

Aku tahu bahwa saat ini aku berada di persimpangan dan aku tak tahu harus kemana melangkahkan kakiku. Tetap di posisi saat ini juga mustahil, karna hidup terus berjalan dan dinamis. Bisa jadi saat ini dia tak pedulikanku, tapi esok hari atau lusa bisa jadi dia menginginkanku atau malah sebaliknya, menjauhiku. Kuharap tidak akan terjadi untuk hal yang terakhir. Ya, aku memang masih 'memujanya', entah kenapa. Semakin aku merindunya, semakin nampak bodoh dan kacaulah apa yang kukerjakan hari itu. Dari mulai lupa nama si bos, salah bawa tas, tergelincir saat berjalan kaki, menabrak sesuatu, bahkan terjatuh namun tetap tertawa pun bisa terjadi. Mungkin itulah yang disebut cinta..dan aku terlalu berulang-ulang jatuh cinta kepadanya meski hal buruk terjadi sekalipun.

Sepertinya akan butuh berlembar-lembar kertas bila ditulis dengan tinta untuk hanya menceritakan betapa hebatnya dia di hidupku. Tahu atau tidak, dialah motivator terbaik hidupku saat ini setelah Allah SWT.

Jadi, bila kau adalah 'dia', maukah kau ku'temani' hingga maut menjemput salah satu dari kita?