12.25.2008

Jogja!!!

Seharusnya ku telah berada di kota itu (Jogja.-red) hari ini, tapi bapakku ngotot dan memaksa untuk mengantarku pergi esok hari. Alasannya adalah hari ini beliau masih kecapekan karena perjalanan panjang dari Jakarta semalam. Namun tak kumengerti mengapa susah sekali bagiku saat ini untuk pergi sendirian kemana-mana. Harus diantar ini lah, pergi dengan itu lah...Halah...


Jogja, kota yg indah dan akan selalu nempel di otakku. Kota dimana kutinggal hampir 3 tahun lamanya karena meneruskan kuliah lagi. Kota dengan seabrek angkringan dan 'goku' yg praktis membuatku dapat hidup karena murahnya jenis makanan yang dijualnya. Kota yang membuatku melalui fase 'bodoh' hingga belajar untuk 'ikhlas'. Kota dengan sejuta sudut tempat yang membuatku menjadi manusia 'narsis' di waktu2 tertentu. Kota yang kucintai namun tak dapat kutinggali untuk seumur hidupku.


Aku menemukan banyak hal di Jogja namun hanya untuk persinggahan saja. Tak seperti yang kurasakan dengan kota dimana aku berasal, yaitu Semarang. Dibandingkan dengan yang kurasakan untuk kota Jogja, aku tak sebegitu cinta Semarang namun aku merasa nyaman untuk tinggal dan hidup di kota tersebut. Harga2 mungkin tak semurah di Jogja, namun ku merasa wajar. Tak perlu ku harus bertutur kata sehalus mungkin dengan orang yang berusia lebih tua dariku karena ini bukan wilayah keraton. Yang ada kadang kita harus berbekal kemampuan berbahasa mandarin atau cina. Benar2 multikultural yg menjunjung tinggi toleransi perbedaan agama, suku, dan ras. Damai sesungguhnya yg kurasa.


Kembali ke Jogja, aku ingin segera berada di kota itu karena aku memiliki segudang janji dengan teman2ku. Orang2 yang setia memberikan semangat, doa, dan harapan untukku. Janjiku siy hanya utk bertemu saja, saling mengetahui kondisi masing2 dg melihat sendiri. Tak lebih. Paling ajakan utk keliling kota yg memang sudah menjadi ritual ku dengan seorang teman.


Ya, ritual keliling kota merupakan hal yang tak pernah dapat dipisahkan dari kehidupanku. Di kota mana saja, kapanpun aku bisa dan mampu pasti hal itu terjadi. Tentunya dengan membawa sedikit modal dan bekal. Nah, di Jogja ini aku mendapat seorang teman untuk berkeliling. Sebenarnya aku telah cukup paham dengan Jogja ini sendiri, namun tidak dengan temanku ini. Jadilah kita berbagi informasi tentang suatu tempat, jalan, maupun kegiatan yang sedang 'in' di Jogja. Dari mulai wisata kuliner murah meriah ala kami berdua, hingga ngeceng bingung melihat pagelaran tari jawa klasik di keraton kasultanan Jogja. Semua keingin-tahuan kami akan Jogja disalurkan lewat ritual keliling kota ini.


Rencananya, bila aku tiba di Jogja, temanku akan mengajakku berkeliling dan mencoba kedai makan baru yang aku tahu dari artikel yang kubaca melalui sebuah majalah wanita keluaran ibukota. Kedai makan itu bernama 'Kentang Telentang' yang notabene menjual berbagai macam penganan berbahan utama kentang. Namun rencana tinggalah rencana, keberadaanku di kota ini ternyata hanya singgah sebentar tanpa menginap. Aku tak diijinkan oleh bapakku dengan alasan tidak enak terlalu sering menginap di kamar kost teman. Yang ada akhirnya kami bertemu di tempat yang hampir tak pernah tak kami kunjungi meski hanya sekali dalam seminggu, warung bakso & es di samping Bank Niaga di jalan Kaliurang. Melepas kerinduan sambil menikmati gurihnya bakso dan segarnya es buah sampai kami tak sadar bila hujan telah turun. Untungnya kedua orang tuaku juga mengakui kelezatan jajanan pilihan kami sehingga tak ada protes yang keluar dari mereka.

Hari itu diakhiri dengan kepulanganku ke Semarang bersama kedua orang tuaku yang disambut kemacetan di beberapa ruas jalan kota Muntilan-Magelang.

Sampai Jumpa Lagi JOGJA!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih telah berkunjung